Langsung ke konten utama

"Mengkomunikasikan Visi"

Kita mengenal pemimpin-pemimpin besar dalam sejarah dunia. Dalam hal spiritual kita mengenal Yesus maupun rasul Paulus. dalam dunia polotik kiata mengenal Winston Churchill, yang mengobarkan semangat Inggris untuk meraih kemenangan dalam perang dunia. Dalam perjuangan kemanusiaan kita mengenal Martin Luther King, Jr. maupun Mahatma Gandhi yang menyerukan aksi damai dalam perjuangannya.
Meski nama-nama di atas masing-masing berbeda, tapi mereka memiliki kesamaan, yaitu memiliki visi dan misi. Tapi jelas tidak hanya itu, kesamaan selanjutnya adalah pada bagaoimana mereka sukses mengkomunikasikan visi, misi, serta gagasan tersebut kepada orang-orang yang dipimpinnya. Mereka adalah komunikator ulung. Bahkan Hitler yang menebarkan pengariuh negatif sekalipun harus diakui sebagai pemimpin yang sangat ulung dalam hal mengkomunikasikan idenya seta menciptakan pengikut-pengikut fanatik untuk bergerak sesuai dengan visinya.
Jika Anda adalah seorang pemimpin, maka salah satu kualitas dalam kepemimpinan yang perlu Anda miliki adalah visi dan misi yang jelas. Tidak hanya berhenti di situ saja, tapi Anda harus mampu mengiring "kawanan domba" berjalan dan bergerak sesuai visi Anda. Seorang pemimpin yang tidak memiliki visi dan misi yang jelas ...adalah pemimpin yang gagal total. Pemimpin yang memiliki visi namun tidak mampu mengkomunikasikan visi tersebut kepada orang-orang yang dipimpinnya juga tidak kalah buruknya, sebab visi yang tidak dihidupi adalah sia-sia belaka. Kalau organisasi yang Anda pimpin tidak maju, barangkali penyebabnya adalah tidak punya visi yang jelas, atau lemahnya kita dalam mengkomunikasikan visi tersebut kepada orang-orang yang kita pimpin.

"Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum" (Amsal 29: 18)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pujilah Tuhan Hai Segala Bangsa

 Mazmur 117 117:1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! 117:2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12) Pemazmur Daud memuji Tuhan dalam seluruh kehidupannya oleh karena dia sadar bahwa segala persoalan yang dialaminya dapat diatasinya oleh karena kasih setia Tuhan. Karena alasan inilah maka Daud dalam kehidupan setiap hari tidak sedikitpun lupa untuk memuji Tuhan. Contih kehidupan Daud ini harus menjadi panutan bagi anak-anak Tuhan yang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sala satu ciri kehidupan anak Tuhan adalah memuji Dia dalam segala waktu. Sadar atau tidak, seiring kita hanya memuji Tuhan pada saat tidak mengalami persoalan. Tetapi jika mengalami persoalan maka yang dilakukan adalah persungutan kepada Tuhan dengan perkataan-perkataan yang tida...

Hati Akan Menyentuh Hati

Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (Matius 15:8) Ada pepatah mengatakan, "Dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati siapa tahu?" Begitu juga dengan hati manusia, tidak ada yang bisa menebak sesamanya. Namun, perlu diingat bahwa ada satu oknum yang tahu semua isi hati kita, yaitu Allah. Bahaya apakah yang lebih besar dalam kerohanian seseorang selain hati yang menjauh dari Tuhan? Orang bisa aktif dalam pelayanan, memuji Tuhan dengan sorak-sorai, berkhotybah sampai memukauw banyak orang, tetapi pada saat yang sama hatinya bisa jauh daripada Tuhan. Manusia memperhatikan penampilan, tetapi Tuhan melihat hati. bahkan bisa dikatakan, pemakaian Tuhan atas diri seseorang tergantung dari keadaan hatinya. ingatlah pada Duad yang dipilih, bukan karena paras atau kemampuan fisiknya, tetapi karena ia mempunyai hati yang memperkenankan Allahnya. Amsal 4:23 mengatakan, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari s...

Ibadah Yang Sejati (Ibadah bukan sebuah rutinitas keagamaan)

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati. Sejak kecil saya tinggal di sebuah lingkungan dengan masyarakat dari sebuah suku yang sangat rajin menjalani kegiatan ibadah. Dan bukan kebetulan pula tempat tinggal saya sangat dekat dengan sebuah gereja sehingga setiap hari minggu saya selalu menyaksikan banyaknya orang berbondong-bondong datang ke gereja untuk beribadah. Namun pada kesempatan lain saya pun menyaksikan bahwa ternyata orang-orang yang sama masih hidup dalam tradisi sukuisme dengan karakter, kebiasaan dan tutur kata yang sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Saya kemudian menyadari bahwa ternyata menjalankan kewajiban atau rutinitas sebuah agama sangatlah mudah. Sangatlah mudah untuk bangun setiap hari minggu kemudian bersiap untuk beribadah. Atau mengikuti kegiatan-kegiata...