Ratusan warga tumpah ruah di sebua lapangan sepak bola. Kehadiran
mereka bukan untuk demo. Melainkan bersama-sama merayakan HUT RI. Pria
Wnita, dari anak-anak, orang dewasa, sampai orangtua, asik menikmatik
berbagai perlombaan yang digelar oleh pihak panitia, mulai dari tarik
tambang, lomba balap karung, hingga acara yang selalu ditunggu-tunggu,
panjat pinang. Suasana begitu semarak. Belum lagi lagu-lagu perjuangan
yang membangkitkan rasa heroik dan nasionalisme berkumandang keras.
Sesekali pekik "merdeka" lantang diteriakkan dari corong pengeras suara.
Kisah di atas hampir setiap tahun kita alami ketika memperingati hari
kemerdekaan bangsa ini. Begitu pula pada 17 Agustuis 2012 ini, seluru
anak bangasa dari Sabang Sampai Merauke, dengan penuh sukacita menyambut
momen tersebut. Pekik merdeka bakal kembali terdengar lantang. Sejak
awal, dibalik kata merdeka terbungkus makna yang sangat dirindukan oleh
siapapun. Merdeka berarti, ada kebersamaan, tidak ada yang serta-merta
melanggar hak asasi seseorang, lantaran miskin, bodoh dan terbelakang.
Siapapun orangnya dan apapun latarbelakangnya ia berhak sama dengan
orang lain untuk dihargai dan didengarkan. Namun, kemerdekaan itu tidak
datang sendiri, melainkan penuh pengorbanan berikut cucuran keringat,
air mata dan darah.
Sebab itu, kemerdekaan mahal harganya. Demi sebuah kebebasan apapun
dikorbankan. Kenapa? Sebab, di alam kebebasanlah manusia diperlakukan
secara manusiawi. Tidak merasa terkekang apalagi dipasung denga aneka
ragam peraturan yang terpola rapi degan rekayasa penguasa.
Kebebasan sudah ada dalam diri manusis. Memasung kebebasan seseorang untuk menyatakan pendapatnya adalah pelanggaran HAM.
Pesoalannya sekarang, sudah sejauh mana arti kemerdekaan diberlakukan
dan seberapa ikhlas penguasa menciptakan kebebasan untuk menemukan
kebenaran yang hakiki. Apakah masih kental pengaruh sistem lama yang
terkenal otoriter dalam menggebiri kebebasan di era reformasi ini? Atau,
sejarah masa lalu masih terujs menghantui gerak-gerik anak bangvsa ini?
Atau, kemerdekaan itu hanya retorika politik semata? Sebab, realitas
menunjukan masih banyak tindakan dikrimidatif yang diberlakukan
penguasa. Kalau mau jujur, terhadap kelompok tertentu. Semisal,
pelarangan, pengrusakan dan p[embakaran rumah ibadah. Belum lagi segala
bentuk peratuaran pemerintah yang kental bernuansa politis, muncul ke
permukaan. Segudang persoalan tampaknya masih menghimpit bangsa ini.
Kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan menjadi bagian yang tidak dapat
terelakan.
Meski demikian sebagai anak bangsa kita harus tetap; memberikan
kontribusi positif bagi bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan. Artinya,
kita harus proaktif dalam menyikapi persoalan-persoalan politik dan
membangun kehidupan bersama, agar kemerdekaan yang yang sesungguhnya
dapat terwujud.
Kemerdekaan memang memiliki arti penting bagi umat manusia. Tak neran
jika setiap negara di belahan dunia ini senantiada ada perang terhadap
segala bentuk penjajahan. Begitu juga penguasa, tidak serta merta
menekan rakyat dengan kekuasaannya, melainkan memciptakan suasana nyaman
sehingga peraturan yang dikeluarkan tidak menjadi momok yang menakutkan
atau semacam alat pengekang ruang gerak kebebasan seseorang. Apabila
itu benar-benar terjadi, maka arti merdeka akan mencuat dalam berbagai
lini kehidupan yang ditandai dengan kumpulan massa yang berwajah ceria,
antusias, optimis, dan percaya diri.
Bahkan dalam barisan panjang massa pun tampak dinamika masyarakat yang
beradap tinggi yang menghargai kepelbagain kultur serta kemajemukan
serta kemajemukan ras. Dinamika itu muncul ketika di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegar kemerdekaan tidak sebatas retorika politik yang
cuma menyulutkan heroisme primordial.
Merdeka bukan lagi terfokus hanya pada rupa penjajah Belanda, tapi juga
bebas dari tekanan sistem yang sengaja dipermakuntuk meloloskan agenda
untuk menggolkan pilihan berikutnya. Sudah 67 Tahun negeri ini merdeka
selama itu pulalah mestinya kemerdekaan tersebut memayungi perjalanan
bangsa ini. Itu berarti, masyarakat harus berani mengutarakan
pendapatnya. Apalagi kebebasan menjalankan ibadahnya masing-masing.
Komentar
Posting Komentar