Langsung ke konten utama

Menjadi Seperti Anak Kecil

Matius 18 :1-5
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

"Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat, ..." 
(Matius 18 : 3)

Yesus memaparkan dalam Matius 18, tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Yesus mengambil seorang anak kecil, menempatkannya ditenga-tenga dan mengatakan kepada para murid, jika mau menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga harus menjadi seperti anak kecil. Mengapa Yesus mengungkapkan hal ini kepada murud-murid yang semuanya sudah dewasa? di belakang pernyataan Yesus kepada para murid ada suatu rahasia kehidupan yang ingin masuk dalam Kerajaan Allah.

Perlu diakui bahwa gereja kadang kurang memperhatikan pelayanan anak-anak sekolah minggu. bahkan kepentingan pelayanan anak sering terlupakan. Tetapi bagi Tuhan Yesus, justru  anak-anak merupakan sosok pribadi yang sangat penting. Karena itu Tuhan menempatkan anak kecil sebagai contoh bagi orang dewasa.

Bailah kita akan melihat elebihan dari seorang anak kecil yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. 
Pertama, kepolosannya. Seorang anak kecil tidak pernah menyimpan rasa dendam atau sakit hati. Jika ada masalah, anak kecil cepat untuk menlupakan sehingga tidak pernah timbul akar pahit dalam hatinya. 
Kedua, Ketergantungan yang mutlak kepada orang tua. Seorang anak kecil akan merasa tenang dan aman jika berada disamping orang tuanya. apabila jika berada dalam suatu kesulitan maka dia hanya tahu bahwa orang tuanya sanggup untuk menolong dari masalah tersebut.

Dua sifat yang dimiliki oleh anak kecil ini harus menjadi contoh bagi kita sebagai orang dyang mulai dewasa atau orang dewasa. Tidak perlu ditutup-tutupi bahwa kehidupan seorang dewasa sering menjadi batu sandungan bagi orang lain. Misalkan jika kita mengalami suatu persoalan denga orang lain, entah itu salah paham, hutang yang tidak dibayar, mendapat kritikan pedas, biasanya orang dewasa menglami kesulitan untuk dapat mengampuni. Atau contoh lain jika mengalami problema tentang masalah pekerjaan, studi, masa depan, atau teman hidup, biasanyalangkah pertama yang dilakukan adalah menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri. Tuhan tidak menyukai akan hal-hal demikian. Tuhan mau supaya hidup anak-anak-Nya bergantung pada-Nya.

Kalau dalam hidupmu masih ada akar-akar pahit yang membuat hatimu menjadi terluka maka perlu engkau bereskan secara pribadi dengan orang yang bersangkutan. Jangan simpan sampai mata hari terbenam ( Efesus 5: 26 ). Jika smapai saat ini Anda belum melakukannya, ingatlah, ... jangan biarkan dirimu ditipu oleh Iblis, bertobatlah dan jadilah seperti anak kecil. Lakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dengan demikian percayalah bahwa engkau akan memahami dan mengalami hal-lal yang besar dalam kerajaan Sorga. Puji Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pujilah Tuhan Hai Segala Bangsa

 Mazmur 117 117:1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! 117:2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12) Pemazmur Daud memuji Tuhan dalam seluruh kehidupannya oleh karena dia sadar bahwa segala persoalan yang dialaminya dapat diatasinya oleh karena kasih setia Tuhan. Karena alasan inilah maka Daud dalam kehidupan setiap hari tidak sedikitpun lupa untuk memuji Tuhan. Contih kehidupan Daud ini harus menjadi panutan bagi anak-anak Tuhan yang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sala satu ciri kehidupan anak Tuhan adalah memuji Dia dalam segala waktu. Sadar atau tidak, seiring kita hanya memuji Tuhan pada saat tidak mengalami persoalan. Tetapi jika mengalami persoalan maka yang dilakukan adalah persungutan kepada Tuhan dengan perkataan-perkataan yang tida

Ibadah Yang Sejati (Ibadah bukan sebuah rutinitas keagamaan)

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati. Sejak kecil saya tinggal di sebuah lingkungan dengan masyarakat dari sebuah suku yang sangat rajin menjalani kegiatan ibadah. Dan bukan kebetulan pula tempat tinggal saya sangat dekat dengan sebuah gereja sehingga setiap hari minggu saya selalu menyaksikan banyaknya orang berbondong-bondong datang ke gereja untuk beribadah. Namun pada kesempatan lain saya pun menyaksikan bahwa ternyata orang-orang yang sama masih hidup dalam tradisi sukuisme dengan karakter, kebiasaan dan tutur kata yang sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Saya kemudian menyadari bahwa ternyata menjalankan kewajiban atau rutinitas sebuah agama sangatlah mudah. Sangatlah mudah untuk bangun setiap hari minggu kemudian bersiap untuk beribadah. Atau mengikuti kegiatan-kegiata