Lukas 2 : 41-46 :
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan
mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia
di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk
di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Rutinitas beribadah dapat menjebak kehidupan kerohanian kita. Memang pada intinya, kita beribadah, namun nyatanya kita memungkiri kekuatan dari ibadah itu sendiri, "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" (2 Timotius 3:5). Ibadah hanya kita jadikan sebagai simbol agamawi. Kita mendapatkan kebenaran dari ibadah itu, namun kita tidak membiarkan kebenaran itu mengubah hidup kita.
Ibadah kita hanyalah menjadi sebua kebiasaan mingguan, namun tidak membuat hidup kita berubah dan tidak membuat kerohanian kita bertumbuh. Bisa-bisa, meski kita telah rajin beribadah, namun kita malah dapat kehilangan Yesus saat mereka, seperti yang dialami oleh kedua orang tua Yesus saat mereka melakukan ibadah raya Paskah yang lazim dilakukan oleh bangsa Israel (Lukas 2:42). Bisa gawat, kan?
Ibadah yang benar seharusnya dilakukan dengan rasa cinta pada Tuhan. Bukannya hanya sekedar datang dan menghangatkan bangku gereja, kemudian selesai. tak masalah bagi iblis bila kita rajin beribadah. Yang jadi masalah bagi iblis adalah kala hidup kita berubah oleh karena kebenaran yang kita terima sesuai Firman Tuhan. Ia dapat membuat jebakan melalui ibadah. Silakan saja beribadah, namun hidup tidak boleh berubah. Itulah yang akan menjadi perangkap bagi kita.Kita perlu memeriksa diri kita, apakah kita telah beribadah dengan benar ataukah kita terjebak dalam ibadah yang rutin?
Doa : Tuhan, kami tidak mau menjadi orang fasik, yang hanya mengerti kebenaran namun tidak melakukan kebenaran itu. Ampuni kami, Roh Kudus, kami mau Engkau senantisa membimbing dan meingatkan agar kami tidak terjebak dalam rutinitas ibadah. Terima kasih Tuhan. Amin.
Ibadah bukan kegiatan, namun seharusnya menjadi kesukaan.
Komentar
Posting Komentar