Langsung ke konten utama

Betapa Tidak Enaknya Bila Pergi Ke Gereja Sendirian


“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:4-5)
Saya benci mengungkapkannya tapi salah satu hari yang paling sepi dalam hidup saya yaitu Minggu pagi. Pergi ke gereja sendirian dan duduk sendirian di bangku gereja di antara pasangan-pasangan maupun keluarga bahagia. Setelah itu, mendengar tentang bagaimana menghargai pasangan, atau mungkin tentang cara hidup berumahtangga di dalam Tuhan, atau tentang pasangan yang berkenan di hadapan Tuhan mungkin, padahal saya masih sendirian.
Seringkali saya menghindari pesta-pesta maupun acara keluarga karena saya merasa tidak termasuk dalam lingkungan seperti itu. Ketika beberapa waktu yang lalu ada persekutuan gereja di gereja saya yang diselenggarakan oleh para diakon, dan istri mereka. Saat saya duduk dan memperhatikan pasangan yang sedang berbincang dan tertawa, saya bertanya-tanya, dimanakah pemimpin yang masih single berada?
Saya juga tidak pernah lagi menghadiri pertemuan bagi para jomblo karena mereka terlalu kelihatan depresi. Saya tidak lagi menghadiri pertemuan untuk umum maupun khusus single. Yang saya tahu, saya tidak sendirian dalam kesendirian saya. Teman saya Julie mengatakan pada saya tentang sebuah grup jomblo di gerejanya. Mereka membuka ibadah buat para jomblo sama seperti sekolah minggu, para senior, maupun untuk remaja.
Saya pernah mendapat email dari seseorang yang berhenti menjadi guru sekolah minggu karena terlalu menyakitkan baginya untuk melihat orangtua lainnya begitu bangga dan bahagia terhadap anak-anak mereka. Yang lebih menyakitkan lagi, betapa gencarnya tren yang beredar tentang jomblo di TV, film-film, maupun buku namun tetap tidak mengubah status single kita.
Di sisi lain, seringkali muncul perasaan ingin diperhatikan, dimanja, maupun mempunyai seseorang di samping kita untuk mendengarkan curhat. Jadi apa yang harus kita lakukan sebagai seorang Kristen jomblo? Saya seringkali harus mengingatkan diri saya sendiri dan orang lain, bahwa tidak semua jemaat di gereja sudah berkeluarga atau menikah.
Saya perlu menyadari bahwa Tuhan begitu mencintai setiap kita, meskipun di hari kita merasa bahwa gereja tidak mencintai kita. Saya bukannya mau membuat malu gereja atau menggambarkan para jomblo sebagai korban tak berdosa. Nyatanya, saya pikir gereja mempunyai peran keluarga dalam masyarakat modern, yang mencari anggota keluarganya, termasuk para single seperti kita tentu saja. Kita adalah satu anggota tubuh yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Jadi tidak ada jawaban yang mudah di sini. Tapi jangan sampai membuat kita berhenti di situ. Gereja yang merupakan satu tubuh yang dapat saling membantu. Kita dapat ikut aktif di dalamnya dan mencari keluarga dalam iman kita. Ketika kita melakukan bagian kita, yaitu melayani Dia, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Dengan menyerah dan tidak menghadiri persekutuan maupun kebaktian di gereja maupun acara-acara lainnya, membuat kita kehilangan satu peluang yang bagus. Baik itu peluang untuk melayani Tuhan maupun menemukan pasangan hidup.
Tidak, tugas yang kita emban tidak akan mudah. Dan tidak, sepertinya tidak adil. Tapi ada banyak para jomblo lainnya di luar sana yang telah meninggalkan gereja maupun belum mengenal Yesus, yang membutuhkan kita untuk melakukan tugas berat untuk jemaat gereja kita, agar dia dapat mengenal Tuhan. Mungkin itu salah satu tugas yang Tuhan telah percayakan kepada kita.
Apapun tugas yang Tuhan percayakan, kerjakanlah itu. Fakta ini menunjukkan bahwa para jomblo tidak berada dalam ‘kelas dua’ tapi sama rata dengan yang berkeluarga. Hanya masing-masing punya tugas yang berbeda, meski kita satu tubuh. Bagaimana saya mengetahui ini? Karena dalam Tuhan tidak ada kasta. Ingat itu, dan teruskan pada orang lain.                                                                                                        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pujilah Tuhan Hai Segala Bangsa

 Mazmur 117 117:1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! 117:2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12) Pemazmur Daud memuji Tuhan dalam seluruh kehidupannya oleh karena dia sadar bahwa segala persoalan yang dialaminya dapat diatasinya oleh karena kasih setia Tuhan. Karena alasan inilah maka Daud dalam kehidupan setiap hari tidak sedikitpun lupa untuk memuji Tuhan. Contih kehidupan Daud ini harus menjadi panutan bagi anak-anak Tuhan yang percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sala satu ciri kehidupan anak Tuhan adalah memuji Dia dalam segala waktu. Sadar atau tidak, seiring kita hanya memuji Tuhan pada saat tidak mengalami persoalan. Tetapi jika mengalami persoalan maka yang dilakukan adalah persungutan kepada Tuhan dengan perkataan-perkataan yang tida...

Ibadah Yang Sejati (Ibadah bukan sebuah rutinitas keagamaan)

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati. Sejak kecil saya tinggal di sebuah lingkungan dengan masyarakat dari sebuah suku yang sangat rajin menjalani kegiatan ibadah. Dan bukan kebetulan pula tempat tinggal saya sangat dekat dengan sebuah gereja sehingga setiap hari minggu saya selalu menyaksikan banyaknya orang berbondong-bondong datang ke gereja untuk beribadah. Namun pada kesempatan lain saya pun menyaksikan bahwa ternyata orang-orang yang sama masih hidup dalam tradisi sukuisme dengan karakter, kebiasaan dan tutur kata yang sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Saya kemudian menyadari bahwa ternyata menjalankan kewajiban atau rutinitas sebuah agama sangatlah mudah. Sangatlah mudah untuk bangun setiap hari minggu kemudian bersiap untuk beribadah. Atau mengikuti kegiatan-kegiata...

Kerja Adalah Kehormatan

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya. ”Om beli bunga Om.” ”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya. ”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.” Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasi...